Minggu, 21 Oktober 2012

Teman

Teman itu 'kan fungsinya untuk membantu. Teman itu menyediakan bahu untuk temannya yang ingin menangis. Teman itu mengulurkan tangan untuk membangkitkan temannya yang terjatuh. Teman itu seharusnya menjadi tempat temannya mengadu, mengeluh, dan mengesah.

Aku sedih.
Temanku belum bisa datang padaku ketika butuh bantuan. Temanku belum bisa jujur padaku mengenai perasaannya yang sesungguhnya. Temanku masih merasa lemah untuk mengungkapkan perasaannya dan menangis di depanku. Temanku masih ragu untuk membeberkan ceritanya secara terbuka padaku. Temanku masih belum bisa mengandalkanku.
Aku sedih. Aku merasa bersalah.

Segala alasan yang membuat temanku tidak bisa mengungkapkan sesuatu padaku tentu datang dari diriku sendiri.
Aku sadar aku masih sering menyakitkan dalam berkata-kata, membuat temanku ragu untuk bercerita.
Aku sadar aku masih sering menyalahkan orang lain, membuat temanku ragu untuk mengeluh dan mengesah.
Aku sadar aku masih sering menyangkal perasaannya, membuat temanku ragu untuk menangis.
Aku sadar aku masih ragu meminta bantuan, membuat temanku tidak mau meminta bantuanku juga.

Teman, aku selalu ingin menjadi tempatmu mengadu. Aku selalu ingin dapat membantumu ketika kamu terjatuh. Aku selalu ingin kamu terbuka padaku jika kamu merasa terpuruk.
Bukan maksudku menyimpan segala sifat burukku.
Segala perbaikan akan kuusahakan 'tuk membuatmu tak ragu datang padaku.

1 komentar:

Aulia Fairuz mengatakan...

We are here pal, when ever you want us to listen to youuuu~ :)

Posting Komentar

 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com