"Are You Ready to Move On?"
Itulah judul kajian yang saya dan beberapa teman ikuti di fakultas hari ini. Pembicaranya adalah bang Jeki.
Apa sih sebenarnya "move on" itu?
Berhubung tidak ada definisi resminya dalam bidang psikologi, bang Jeki membuat definisi sendiri.
Move on itu bagi bang Jeki ialah kondisi kita setelah putus hubungan, yakni ketika perilaku dan perasaan kita tidak lagi tergantung pada apa yang dilakukan oleh "sang mantan".
Misalnya, kalau si "dia" pedekate sama orang lain, yah bodoh amat. Bukan urusan kita. Ketika perasaan kita tak lagi kacau hanya karena tingkah laku si "dia", maka dapat dikatakan bahwa kita sudah move on.
Apakah punya pacar baru berarti sudah berhasil move on?
Belum tentu.
Punya pacar baru bisa jadi hanya merupakan pelarian dari yang lama. Pelarian bisa saja berakibat tersakitinya diri sendiri, mantan, serta orang baru yang kita jadikan tempat pelarian.
Apa saja sih penyebab sulitnya move on itu?
Dari diskusi kami di kegiatan kajian tersebut, move on terasa sulit karena kita kehilangan bagian dari diri kita yang pergi bersama perginya si mantan tersebut.
Bagaimana cara mengatasinya?
Well, layaknya mengalami patah tulang, tentu hal pertama yang perlu dilakukan adalah memulihkan tulang yang patah tersebut.
Ingin memulihkan keadaan emosi? Caranya ialah dengan menyalurkan emosi tersebut. Tak apa merasa marah dan sedih. Suatu saat kita akan kehabisan air mata juga. Suatu saat toh kita akan sanggup menerima keadaan :)
Satu hal yang menarik bagi saya dalam diskusi tentang move on ini ialah sulitnya move on jika kita sudah terlanjur berhubungan fisik yang cukup jauh dengan mantan pasangan. Keadaan ini sering dialami terutama oleh wanita. Wanita cenderung merasa bersalah dan kotor jika sudah berhubungan fisik terlalu jauh dan cenderung bersedia dinikahi walaupun hubungan sudah terasa hambar, atau bahkan walau wanita itu disakiti oleh pasangannya.
Girls, kalau kamu pikir kamu telah membuat kesalahan besar, yakni berhubungan fisik dengan lelaki tersebut, janganlah menambah satu kesalahan lagi dengan menikahinya tanpa pikir panjang.
Always review your decision. It's your life, so live it.
Untuk siapapun yang sedang berusaha untuk move on, ingatlah bahwa selalu ada alasan untuk putusnya suatu hubungan. Tak apa merasa sedih, marah, dan kecewa. Tak apa menumpahkan emosi negatifmu. Hanya saja janganlah putus asa. Ketika kalian kehilangan sesuatu atau seseorang, percayalah bahwa kalian akan mendapatkan yang lebih baik.
Yes, you deserve something better :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar