Alasannya?
Psikologi itu tidak bisa dikatakan ilmu eksak, namun tidak pula sepenuhnya ilmu sosial.
Ada satu hal yang sangat saya sukai dari Psikologi sebagai ilmu sosial, yakni fleksibilitasnya.
Psikologi mengajarkan saya untuk menjadi lebih toleran.
Baru setelah belajar ilmu Psikologi saya tahu bahwa definisi untuk setiap hal itu bisa jadi sangat beragam, bahkan untuk hal-hal yang dapat diobservasi dan diukur.
Orang yang mempelajari ilmu eksak mungkin akan tertawa jika saya katakan, "Tergantung dari sudut mana kamu memandang."
Dalam ilmu eksak, tak ada kata, "tergantung". Segalanya pasti. Jika A, maka B. Simpel.
Kalau ada lebih dari satu teori untuk menjelaskan hal yang sama dalam ilmu eksak, pastilah yang dianggap "benar" hanya salah satunya. Kebenaran tentu saja dilihat dari pengujian menggunakan "method of science."
Kalau dalam ilmu Psikologi, walaupun satu teori dikritik habis-habisan oleh penganut teori lain, namun bisa dikatakan tiap teori tetap berguna.
Contohnya saja, walaupun Psikoanalisis itu merupakan pandangan "kuno" dan tidak bisa dibuktikan dengan menggunakan "method of science", toh tetap saja bisa digunakan untuk menjelaskan perilaku seseorang.
Psikoanalisis menjelaskan perilaku sebagai fungsi dari ketidaksadaran dan pengalaman masa kecil. Misalnya saja, perilaku pembunuh "copycat" dalam novel yang saya baca, yakni membunuh para wanita mungkin bisa dijelaskan dengan Psikoanalisis, yakni dengan melihat pengalamannya di masa lalu. Dalam novel tersebut diceritakan bahwa pembunuh tersebut sering mengalami siksaan dari ibunya di masa kecil. Mungkin saja id mendorongnya untuk membenci ibunya sendiri, namun superego menahan kebencian tersebut. Hasilnya, ia melampiaskan kebenciannya pada wanita-wanita lain.
Intinya sih, well, saya sebagai a psychologist wanna be tidak akan begitu mengagung-agungkan scientific method yang sangat "ngetren" dewasa ini. Memang iya, penelitian-penelitian yang akan saya lakukan di masa depan akan menggunakan metode ilmiah, namun saya juga tidak akan menolak pandangan-pandangan "kuno" dalam ilmu Psikologi.
Saya rasa, penjelasan perilaku seseorang baru bisa dikatakan "lengkap" jika kita telah melihat diri orang tersebut dari berbagai sisi.

0 komentar:
Posting Komentar