Kemarin, ketika saya mengikuti misa di Gereja, ada satu kalimat khotbah yang menarik perhatian saya.
Dikatakan bahwa rancangan Tuhan itu melampaui rancangan manusia.
Mungkin kalimat itu sudah sering kita dengar ya dari para pemuka agama, tetapi tetap saja rasanya sulit untuk menghayatinya dengan perbuatan.
Seringkali kita menginginkan suatu hal dan merasa kecewa jika tidak mendapatkannya.
Padahal belum tentu hal tersebut kita butuhkan.
Manusia 'kan makhluk yang hanya tahu apa yang diinginkannya, namun tidak selalu tahu apa yang dibutuhkannya.
Manusia 'kan suka membuat rencana tentang masa depannya dan berdoa agar segala sesuatu terjadi sesuai dengan rencananya, sesuai dengan keinginannya.
Namun ibu saya mengajari saya untuk berdoa untuk minta diberikan apa yang terbaik menurut Tuhan, apa yang dianggap-Nya saya butuhkan. Sisanya, saya hanya bisa berencana dan mengusahakan.
Manusia itu juga suka mengeluh.
Manusia suka mengeluhkan keadaannya yang dianggapnya kurang baik.
Tetapi ibu saya memperkenalkan saya pada permohonan seorang bijak,
"Tuhan, berilah saya kekuatan untuk mengubah apa yang bisa diubah, kesabaran untuk menerima apa yang tidak bisa diubah, dan kebijaksanaan untuk membedakan keduanya."
Saya bersyukur orang-orang di sekitar saya membantu saya untuk belajar menghindari rasa kecewa yang menyakitkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar