Pandangan saya tentang Tuhan sangat dipengaruhi oleh segala sesuatu yang diajarkan pada saya sedari kecil, baik oleh orang tua, sekolah, maupun pengalaman saya sampai sekarang.
Saya ingat ibu saya pernah mengatakan bahwa Tuhan itu tidak akan pernah bisa didefinisikan secara lengkap. Tuhan itu hanya bisa dideskripsikan sebagian kecilnya saja.
Tidak salah bila kita mengatakan bahwa Tuhan itu maha tahu dan penuh kasih, tetapi deskripsi tentang Tuhan tersebut tidak lengkap.
Manusia tak akan pernah bisa mengerti hakikat Tuhan secara utuh.
Saya ingat bahwa suatu hari Imam pernah berkhotbah, mengatakan bahwa kebenaran bukanlah suatu hal yang bisa diklaim. Kebenaran itu sifatnya universal.
Sepulangnya dari Gereja hari itu saya langsung menceritakan tentang khotbah tersebut pada ibu saya. Beliau pun mengkonfirmasi pandangan tersebut dengan mengatakan bahwa hal tersebut memang disebut dalam Konsili Vatikan II, yakni adanya percikan kebenaran dalam tiap-tiap agama.
Dosen mata kuliah Agama Katolik saya di universitas kembali menguatkan pandangan ini dengan mengatakan bahwa misionaris tidak lagi berfungsi mengkonservasi orang-orang dari agama lain menjadi orang kristen.
Dosen tersebut juga pernah membuka pikiran saya dengan topik "mengikut Kristus".
Mungkin banyak sekali orang yang menganggap bahwa status sebagai orang kristen itu dapat dikatakan telah mengikuti Kristus. Memang, kata "kristen" itu sendiri berarti "pengikut Kristus", namun tentu kalau kita ingin mengikuti Kristus, kita tidak boleh sekedar menyandang status agama.
Mengikuti Kristus bagi saya sendiri ialah meniru jalan hidup yang telah ditempuh Yesus sebagaimana tertulis dalam kitab suci dan sebagaimana saya percayai benar pernah terjadi.
Di SD dalam buku agama saya pernah tertulis mengenai pemahaman masing-masing orang terhadap agama dan Tuhan. Ada orang yang menganggap bahwa Tuhan itu berbeda-beda menurut ajaran agama. Ada juga yang berpendapat bahwa Tuhan itu sebenarnya hanya satu dan dipuja dengan cara yang berbeda-beda, melalui agama yang berbeda-beda. Saya adalah orang yang kedua.
Terakhir, saya ingin berbagi scene yang paling saya sukai dari film Robin Hood.
Dalam film tersebut, Robin Hood pulang ke kota tempat tinggalnya bersama seorang temannya yang beragama muslim. Temannya ini memiliki kulit yang tentu saja lebih gelap dibandingkan kulit Robin Hood dan teman-temannya.
Dalam suatu pesta bersama teman-teman Robin Hood, temannya ini ikut serta. Ada seorang anak kecil yang terheran-heran melihat orang berkulit gelap, yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Anak kecil itu kemudian bertanya, "Apakah Tuhan mengecatmu?"
Orang tersebut menjawab, "Ya."
Kemudian anak itu bertanya lagi, "Mengapa?"
Orang itu pun menjawab, "Sebab Tuhan menyukai keberagaman yang indah..."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

0 komentar:
Posting Komentar