Kamis, 23 Januari 2014

Nilai (Bukan Value)

Beberapa hari lalu, nilai-nilai mata kuliah semester 5 sudah keluar semua. Aku, seperti beberapa orang yang belum lelah dikecewakan, mengecek bagian transkrip nilai juga - bukan cuma kartu kemajuan studi - untuk melihat transparansi nilainya.
Betapa kagetnya aku mendapati bahwa ada skor sempurna, yakni 100, yang diberikan untuk salah satu UAS mata kuliah. Dan ternyata ada banyak juga teman seangkatan yang mendapatkan hal yang sama.

Nilai sempurna. Aku serasa kembali ke zaman SD. Tahun berapakah sekarang?

Nilai sempurna. Salah satu guruku di SMP atau SMA - aku lupa - pernah mengatakan bahwa nilai tertinggi siswa adalah 90 dengan alasan bahwa kesempurnaan itu hanya milik Tuhan.
Rasanya aku ingin tertawa jika mengingat bahwa dulu aku sempat percaya, sedikit.

Dengan belajar Psikometri dan Konstruksi Tes, aku tahu bahwa nilai sempurna itu ada. Jelaslah, karena setiap item dalam tes kan akan memberikan skor bila dijawab benar, yang bila dijumlahkan seluruhnya bisa mencapai angka 100%. Kalau nilai tertinggi tidak akan bisa mencapai 100%, maka ada yang salah dalam cara skoringnya.

Kadang aku berpikir kenapa ada guru yang tidak mau memberikan siswanya nilai sesuai dengan yang diraihnya, suka membuat soal yang sulit untuk menggagalkan, atau suka mengejek siswa yang gagal. Pengajar yang baik adalah pengajar yang bangga melihat siswanya berhasil - apalagi mendapatkan skor sempurna - dan malu terhadap dirinya sendiri kalau banyak siswanya gagal karena berarti itu kesalahan dia dalam mengajar.

Semoga sikap guru-guru dewasa ini masih bisa berubah.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com