Beginilah cerita punya bapak yang nggak romantis.
B: "Pintar kalian, nakku, nurunnya dari bapaklah. Kalau nande itu nurunin pesek-peseknya, gemuk-gemuknya..."
N: (pokerface) "Pesek kam bilang. Ini hidung, hidung priyai. Priyai itu kan duduknya suka bersila, jadi hidungnya pun ikut duduk bersila."
B: "Nteh. Pesek itu ya pesek aja. Kok pakai hidung priyai segala? Bapak akui, meskipun gak semuanya bagus yang turun dari bapak, tapi cantik-cantik dan ganteng-ganteng kalian kan turun dari bapak jugak itu."
U: "Mana ada. Orang aja bilang Uti cetakan nande. Mana ada yang blang Uti mirip bapak. Pasti bapak jugak sukak sama nande karena nande cantik."
B: (berdalih) "Yaa, kan kalau suka itu bukan cuma satu komponen, nakku. Nggak mesti karena cantik makanya suka."
U & D: "Yaah! Nggak mesti karena cantik, tapi itu termasuk salah satu alasan sukaknya juga kan. Bapak banyak alasan!" (diulang dengan variasi kira-kira 10 kali)
B: (masih berargumen meskipun tak kami dengarkan)
N: (tak bisa menahan senyum)
...ketika pasangan yang memang tipe "bertengkar dan saling ejek" terlepas topengnya; kehabisan cara 'tuk menutup-nutupi rasa sayang itu.

0 komentar:
Posting Komentar