Rabu, 24 April 2013

Spesial

"Ciee...tumben nih pakai rok."
Untuk kesekian kalinya disapa demikian, ia hanya tersenyum saja.
Tidak tahu bagaimana harus menanggapi perkataan orang-orang.
Bahkan tidak tahu apakah itu pujian atau bukan.

Variasi sapaan yang diterima hari ini antara lain...
"Rapi banget. Ada apa?"
"Pantas hari terik di musim hujan. Kamu pakai rok toh?"
"What the heck did you do to your hair?"

Dari senyuman serba salah untuk orang asing (acquintance, red.) yang mengomentari dengan sopan sampai kernyitan untuk teman dekat dengan komentar menyebalkan sudah dilontarkannya.

Melewati lorong-lorong kampus, tanpa sadar ia berlaku invisible seperti biasa. Tali ranselnya digenggam erat. Pandangan dialihkan dari sebagian besar manusia yang datang dari arah berlawanan.

Kelas dicapai. Kursi dituju.
Duduk, diam.

Tidak banyak yang bisa dilakukan sepuluh menit sebelum kelas dimulai.
Buka catatan. Mainkan pulpen. Tiga menit berlalu.
Tutup catatan. Buka laptop.
Buka chrome. Desktop. Chrome. 9gag. Scroooolled...
Desktop. Hibernate.

"Kamu tuh ngapain?" suara yang tidak asing. Pantulan wajahnya tampak di layar laptop yang gelap.
Cuek. Tutup laptop. "Kelihatannya?"
Tarik kursi. Duduk. "Kelihatannya kamu sedang bingung."
"Begitu?"
"Feels like you're not yourself right now."
Mengernyit. "When did you start judging me?"
"I didn't. Ain't. Won't." Tubuhnya condong, mendekat.
"What do you want?"
"What did you expect by wearing all these stuff?"
"Entahlah. Kamu sendiri yang berkata bahwa aku terlalu kelaki-lakian."
Tertawa kecil. "When did you start caring for people's opinion about you? Kamu bukan orang yang seperti itu."
"Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memandang manusia sebagai korban pasif dari pembentukan lingkungan. I'm a mere victim."
Senyum "Jadi kamu sedang berperan sebagai behaviorist sekarang?"
Angguk. "Tepatnya aliran Pavlov."
"Oh ya?"
"Yeah. With discrimination in association and stuff."
"Uh-huh? What kinda discrimination, exactly?"

Massa berhamburan masuk. Bangku-bangku diisi. Kegaduhan.
Langkah dosen mulai terdengar.

"Sorry. Catch you later."
"Hm."
"I'll make sure you talk about the discrimination and stuff. Take a note."

Mengamatinya berlalu...
Tersenyum kecil.
Not every opinion matters. Only yours does. I know you're special because your opinion and only your opinion is changing me.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Template by Suck My Lolly - Background Image by TotallySevere.com