"Abi!" anak perempuan itu menjerit riang seraya menunjuk-nunjuk. Dari pintu _arrival_ seorang pria paruh baya berjalan dengan senyum lebar. Hal pertama yang dilakukannya adalah mendaratkan cium sayang untuk anaknya, lalu istrinya, tanpa memedulikan ratusan pasang mata memandang.
Si kepala keluarga tidak terlihat sempurna. Aku membayangkannya sebagai ayah yang jarang ada di rumah, ayah yang tak sempat ke sekolah bahkan untuk mengambil rapor anak perempuannya. Tetapi apa yang bisa membuat anak itu begitu bersemangat akan kedatangan ayah yang tak hadir dalam momen-momennya? Apa yang membuat istrinya tak ragu bertukar kecup di bibir di tengah-tengah kerumunan orang?
Berjalan pulang bersama dengan senyum terkembang lebar, sebuah keluarga yang tak sering kutemukan.
Menyadari bahwa satu-satunya alasan aku dapat menyaksikan kejadian ini ialah karena aku tiba lebih awal tanpa disengaja, aku merasa terberkati.
Si kepala keluarga tidak terlihat sempurna. Aku membayangkannya sebagai ayah yang jarang ada di rumah, ayah yang tak sempat ke sekolah bahkan untuk mengambil rapor anak perempuannya. Tetapi apa yang bisa membuat anak itu begitu bersemangat akan kedatangan ayah yang tak hadir dalam momen-momennya? Apa yang membuat istrinya tak ragu bertukar kecup di bibir di tengah-tengah kerumunan orang?
Berjalan pulang bersama dengan senyum terkembang lebar, sebuah keluarga yang tak sering kutemukan.
Menyadari bahwa satu-satunya alasan aku dapat menyaksikan kejadian ini ialah karena aku tiba lebih awal tanpa disengaja, aku merasa terberkati.

0 komentar:
Posting Komentar