"Many nights we've prayed
with no proof anyone could hear.
In our hearts a hopeful song we barely understood."
Kalimat di atas merupakan bagian dari lirik lagu "
When You Believe" yang paling tidak bisa kukaitkan dengan diriku sendiri. Maksudku, aku tidak punya pengalaman semacam itu. Aku tidak mengerti bagaimana orang-orang bisa melakukan sesuatu yang tidak terbukti punya efek.
Mungkin kalau aku membicarakan hal ini dengan orang-orang religius seperti teman-teman di gereja atau bahkan Nandeku sendiri, mereka akan menolak keraguanku itu. Namun, uda Berton mengakuinya. "Memang sulit," katanya, "Sulit untuk percaya bahwa sekedar bersabar dan mendoakan agar seseorang bisa berubah. Dan walaupun memang ada efeknya, itu lambat, katamu."
Memang ya. Uda bilang bahwa palu besar tidak selalu dapat menghancurkan batu yang besar dan kokoh. "Bisa-bisa malah palunya yang patah," katanya. Uda bilang, ucapan, perbuatan, dan doa yang lembut punya efek seperti air. Batu yang berada di sungai, sekeras dan sebesar apapun batu itu, pasti suatu saat akan hancur tergerus air.
"Kalau mengandalkan air untuk menghancurkan batu, prosesnya bisa jadi lama banget," bantahku dengan keras kepala saat itu.
Uda hanya bisa tertawa dan bersabar kalau ngobrol denganku. Sepertinya sih Uda tahan karena sudah sering ngobrol dengan Nande sejak dulu. Katanya, aku mewarisi sifat Nande yang bandel dan keras itu.
Kalau dipikir-pikir, banyak sih hal yang berguna jika diterapkan, namun tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Misalnya, kalau aku diare, pasti bisa jadi baikan kalau minum teh tawar pekat. Memang sampai sekarang aku belum tahu penjelasan di baliknya, tapi selalu kulakukan karena toh berguna mengurangi sakitku. Mungkin tidak salah juga mencoba doa.
Lagipula, Dan Brown, dalam bukunya "
The Lost Symbol" mengatakan bahwa kekuatan doa dikaji secara ilmiah oleh disiplin ilmu baru yang disebut Noetic. Argumennya ialah, pemikiran manusia memiliki suatu "massa" layaknya massa sebutir pasir. Sebutir pasir saja memiliki massa yang sedemikian kecil, namun tetap saja "ada". Jika jutaan atau milyaran pasir bergabung membentuk suatu benda fisik yang besar, katakanlah bulan, maka massanya akan mampu mengakibatkan efek sebesar pasang-surut air laut. Demikian juga, jika pikiran yang sama dari banyak manusia bergabung, akan terkumpul "massa" yang cukup besar untuk menggerakkan benda-benda fisik.
Argumen itulah yang katanya dapat menjelaskan efek dari doa massal. Argumen itu juga, katanya, yang mengkonfirmasi pernyataan Tuhan dalam kitab suci: "Jika dua-tiga orang dari kalian berkumpul atas nama-Ku, maka Aku akan hadir."
Entah pernyataan dalam buku setengah fiksi itu benar atau tidak, namun tidak ada ruginya bila dicoba.